Air kelapa dapat dimanfaatkan dan diproses lebih lanjut sebagai minuman isotonik alami. Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian telah mengembangkan teknologi pengolahan minuman isotonik air kelapa dengan menggunakan Ultrafiltration Package Plant.
Menurut Nur Alamsyah, peneliti dari Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian prinsip
dari teknologi ultrafiltrasi yang diterapkan dalam pemrosesan air kelapa ini adalah sebagaiproses sterilisasi dingin (cold sterilization). Hal itu dilakukan karena sifat air kelapa yangsangat sensitif terhadap panas sehingga teknologi pengawetan yang biasa dilakukan sepertipasteurisasi tidak efektif karena akan membuat cita rasa air kelapa berubah.
Sebelum memulai proses, membran ultrafiltrasi perlu dibersihkan dari kotoran yang mungkinmenempel. Air kelapa setelah dibuka tempurungnya langsung dimasukkan ke dalam
membran dengan sebelumnya dilakukan penambahan gula, asam askorbat dan mineral
tambahan. Setelah melewati membran air kelapa dapat langsung dikemas dengan botol
kaca yang sebelumnya telah disterilisasi. Proses ini sangat sederhana dimana filtrasi danpemurnian dilakukan tanpa bantuan bahan kimia sehingga dapat menekan biaya.
Membran ultrafiltrasi mampu menahan berbagai bahan pengotor dan mikroorganisme
dengan ukuran lebih besar dari ukuran pori membran. Hasil ini ditunjukkan dengan
peningkatan kejernihan air kelapa. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh tim penelitidari BB-Pascapanen memperlihatkan bahwa air kelapa yang diproses dengan membranultrafiltrasi (ukuran pori 0,5-2 Nm) memperlihatkan bahwa kandungan kalium dan
natrium masih sangat tinggi dan total mikroba > 22.
Ekonomis dan Menguntungkan
Dari sisi ekonomisnya, unit pengolahan minuman isotonik air kelapa ini layak untuk
dikembangkan, dengan asumsi: Kapasitas 540 liter/hari; Umur proyek selama 10 tahun;
Kapasitas produksi maksimum sebesar 165.600 liter/tahun yang dicapai dalam waktu
produksi 300 hari kerja/tahun.
Untuk mendirikan unit pengolahan minuman isotonik air kelapa diperlukan investasi
sebesar Rp. 361.092.000,- yang diperlukan untuk pembelian tanah, bangunan, mesin dan
peralatan kantor. Selain investasi diperlukan juga biaya operasional sebesar Rp.
674.452.500,- yang digunakan untuk pembelian bahan baku, bahan pembantu, kemasan,
upah serta operasional lainnya.
Setelah dilakukan perhitungan diperoleh harga pokok sebesar Rp. 4.163,- dan harga jual rasional Rp. 5.000,- per liter yang dihitung dengan metode mark up price sebesar 20%.
Keuntungan bersih yang diperoleh setelah dipotong pajak adalah sebesar Rp. 94.925.486,- dengan masa pengembalian modal 3,2 tahun, BEP 76.262 , IRR 33% dan B/C ratio sebesar 1,23.
Melihat angka-angka yang disajikan terlihat bahwa peluang pengembangan unit
pengolahan minuman isotonik air kelapa ini sangat bagus hanya saja tidak efisien
dilakukan skala rumah tangga terutama dari aspek alat dan perawatan yang agak rumit,
akan lebih bagus bila dilakukan oleh kelompok tani atau koperasi.
sumber : Sinar Tani
Minggu, 18 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar